15.4.17
Bagaimana Cara Membangun Sekolah Swasta Unggulan di Pedesaan
oleh: Emma Handoko
SMP At-Thalib adalah sekolah yang diperuntukan untuk anak-anak usia sekolah di masyarakat pedesaan yang 80% tergolong masarakat tak mampu (left behind sociaty); 90% anak-anak usia tersebut menjadi under educate, low quality, low performance, low competitiveness serta tidak mampu mencapai WAJAR 9 Tahun. Sebagai ilustrasi:
Memprihatinkan, ranking pendidikan Indonesia ada di bawah Vietnam. Di tahun 70-80 an Malaysia mengimpor tenaga pengajar dari Indonesia dan banyak belajar seni perfilman. Malaysia, phillipina, dan negara-negara di As-Teng banyak belajar di Indonesia melalui pertukaran pelajar. Di era 90-an Brunai juga mengimpor tenaga pengajar dari Negeri tercinta ini. Negara-negara Afrika, India, Pakistan, dan Srilangka banyak belajar KB, Tramnsmigrasi, dan Pertanian, hal ini erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Artinya mutu pendidikan di Indonesia secara rata-rata berada di atas negara-negara di Asia Tenggara.
Ilistrasi di atas, menguatkan tekad Lembaga At-Thalib untuk berupaya memberikan yang terbaik dan menjawab tantangan dengan kemampuan yang sangat terbatas ini.SMP At-Thalib berdiri ditengah-tengah masyarakat yang haus akan adanya lembaga pendidikan yang berorintasi pada “kepedulian” bukan pada “Bisnis” dimana mampu memenuhi rasa haus dan lapar akan pendidikan yang edukatif dan aplikatif.SMP At-Thalib berdiri bukan di tengah keramaian kota tetapi jauh di pedesaan yang hampir 95% penduduknya tidak mengenyam WAJAR 9 Tahun.
Dan jauh dari maksud lembaga At-Thalib untuk membangun menara gading, hanya sekedar berkeinginan menjaga dari setiap mata rantai ke mata rantai lain agar tidak terputus. Jangan ada kata The Lost Generation dan tidak mustahil akan terjadi The Lost World suatu kelak.SMP At-Thalib adalah SMP umum seperti sekolah-sekolah lain pada umumnya. Yang membedakanya adalah dimana SMP At-Thalib memberikan tambahan pelajaran sebagai prioritas dan keharusan yang wajib dimiliki setiap peserta didik. Lembaga merasa sangat perlu untuk menggali potensi setiap siswa dan mengembangkannya, karena potensi-potensi inilah yang kelak akan sangat bermanfaat dalam kehidupan nyata.
SMP At-Thalib memprioritaskan diri pada penggalian dan pengembangan potensi setiap siswa, karena berbagai alasan yang berkembang pada masyarakat pedesaan.SMP At-Thalib adalah sekolah lanjutan yang masih dalam lingkup WAJAR 9 Tahun, sehingga secara formal belum dapat diberdayakan untuk mencari pekerjaan yang mengandalkan sepucuk sertifikat. Namun SMP At-Thalib berpendapat lain, meskipun hal itu tidak memungkinkan tetapi, diharapkan siswa lulusan SMP At-Thalib pada kenyataan akan memiliki kemampuan yang lebih dari seorang lulusan SMU, karena siswa lulusan SMP At-Thalib akan mempunyai kemampuan tidak sekedar memiliki wawasan seperti lulusan-lulusan sekolah umum.
SMP At-Thalib memberikan pelajaran tambahan khusus yang disebut dengan ISMET+O yaitu Islam Seni Manajemen Teknologi plus Olahraga. Pelajaran ISMET adalah pelajaran prioritas utama dan O adalah pelajaran tambahan pendukung (prioritas yang bersifat situasional). Pelajaran ini diharapkan akan menjadi bekal siswa agar bisa mandiri.
Tujuan Pendidikan At-Thalib
Tujuan Umum
Untuk Siswa
- Melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi tanpa harus mengulang pelajaran melalui pengenalan kembali. Dengan istilah penjenjangan sekolah.
- Jika telah keluar dari SMP At-Thalib dapat meng- inplementas-kan dalam kehidupan sehari-hari.
- Siswa memiliki kemampuan (competency) yang sesuai dengan tuntutan alam.
Untuk At-Thalib
- Menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat mengenai manfaat dan hasil akhir dari suatu pendidikan di sekolah.
- Memiliki nilai competitive advantage dalam dunia pendidikan menengah lanjutan
- Mengembangankan/ mengali potensi siswa dari berbagai sisi.
- Merubah pandangan masyarakat bahwa sekolah berkualitas tidak harus berbiaya tinggi
- Memberikan nuansa lain dari nuansa pendidikan selama ini.
- Sebagai Aktualisasi dari At-Thalib dalam rangka meningkatkan Competitive Advantage (daya saing) sebagai pendatang baru di dunia pendidikan.
Tujuan Khusus
1. Melalui pendalaman di bidang studi Agama Islam sesuai kurikulum dan menambahnya pada jam ektrakurikuler mempunyai implikasi sbb:
- Tingginya wawasan dan pemahaman mengenai agama Islam
- Mampu menginplementasikan pada dunia masyarakat
- Lulusan At-Thalib memiliki moral, etika, sopan santun yang beradab
- Dapat menahan diri/self control yang baik dalam perilaku sehari-hari
- Membawa suasana baru dalam dunia nyata mengenai pentingnya aplikasi Agama dalam kehidupan, seperti menjauhkan diri/cepat menginsafi dari sifat-sifat manusia : r Iri – Dengki – Sombong – Pamer – Tekabur – Hianat – Jahil – Aniyaya r Sifat-sifat ini adalah sifat manusia yang paling buruk sedunia dan merupakan penyakit bathin yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan fisik.
2. Melalui pendalaman di bidang studi Bahasa Inggris sesuai kurikulum dan menambahnya pada jam ektrakurikuler mempunyai implikasi sbb:
- Tingginya wawasan dan pemahaman mengenai Bahas Inggris
- Mampu mempraktekannya dalam dunia masyarakat yang erat hubungannya dengan mengembangan dan percepatan penambahan wawasan yang begitu besar dikomunikasikan baik dari berbagai media ataupun pendidikan-pendidikan formal dan informal; juga hubunganya dengan mengim,bangi arus percepatan dunia.
- Meningkatkan pergaulan. Tidak hanya bersekup lokal tetapi juga internasional
- Melalui pendidikan berjenjang selama + 3 tahun yaitu mulai level elementry (dasar/pengenalan); level intermediate (Lanjutan) dan advance (mahir/Ahli) pada bidang-bidang ekstrakurikuler
3. Diharapkan siswa mampu memiliki kemampuan lebih spesifik untuk modal dalam kehidupan kelak
4. Mengantisipasi siswa yang tidak mampu melanjutkan ke jenjang lebih tinggi dengan dibekali kemampuan khusus
Deskripsi
Metode atau sistem Pendidikan seperti apa dan bagaimana yang digunakan At-Thalib dalam mengelola sekolah adalah:
1. Interactive Education Method
Siswa dipacu aktif di dalam dan di luar kelas, dipacu memiliki keberanian atau percaya diri dalam setiap pelajaran baik pelajaran wajib sesuai kurikulum maupun pelajaran ISMET+O. Guru lebih mengutamakan siswa dapat memahami bukan menghapal. Guru tidak mengejar target silabus (Satpel) tetapi bertanggungjawab siswa mampu memahami dalam tenggang waktu yang relatif panjang. Guru tidak melaksanakan pengajaran dengan menggunakan teori peluru (Bullet Theory) tetapi Two Way Communication Theory dengan adaptasi pola pikir siswa. Interaktif terjadi setiap saat dimanapun anata siswa denan guru. Guru menilai siswa dan siswa memiliki kesempatan menilai guru, tujuannya sebagai evaluasi kemampuan guru dalam menyampaikan pengajarannya.
2. Creative Learning System atau Hidden Potential Drive
Siswa dipacu untuk terus belajar dan berpikir inisiatif, kreatif dan inovatif. Tidak sekedar menerima dan menelan bulat-bulat pengajaran yang disampaikan. Siswa diharapkan mampu melakukan analisa dan tidak hanya terpatok pada pedoman atau buku pelajaran. Ada semacam pencerahan dengan diberikan nuansa lain yang tidak biasa diberikan pada siswa seusianya.
3. Out bound Class Method
Penyampaian pengajaran tidak mesti di dalam kelas tetapi juga dilakukan di luar kelas (bukan dalam pengertian melakukan studi banding atau studi wisata yang membutuhkan biaya mahal). Tetapi pengajaran disamapaikan dimanapun tidak terbatas ruang sehingga kedekatan antara guru dan siswa akan terjadi seperti orang tua dan anak. Menumbuhkan trust dari siswa dan orang tua siswa. Menghindari kejenuhan/kebosanan dengan sempitnya ruangan. Membuka cakrawala siswa. Memberi kesempatan guru untuk memberikan yang terbaiknya. Memberikan kenyamanan pada guru dalam memberikan pelayanan. Melatih berpikir kreatif dan inisitif guru.
4. Touring Education Method
Touring disini bukan pengertian sempit, seperti studi wisata ke tempat-tempat wisata, museum dll. Tetapi siswa diberi kesempatan untuk menentukan dimana harus belajar, siswa bebas makan dan minum di kelas (makan-minuman ringan), bebas mengeluarkan pendapat seirasionalpun tetapi argumentatif pada usianya, bebas intrupsi. Namun tetap pada koridor sopan santun sebagai siswa yang terikat pada peraturan sekolah.
Hubungan Siswa dan Guru tidak Vertikal tetapi diagonal. Ini mengisyaratkan guru dan siswa bersifat proaktif terhadap kesinambungan pelajaran, tidak otoriter (pemaksaan). Guru buka dewa yang seba tahu, harus selalu diturut dan dihormati setingkat dewa. Tetapi layak.
5. Exploring Hidden Ability Method
Sejenis penelusuran minat dan kemampuan siswa. Siswa digali potensinya dari berbagagi sisi, Karena tidak seeluruh siswa mampu mengikuti mata pelajaran sesuai kurikulum yang diprogramkan pemerintah. Lembaga berupaya untuk memunculkan bakat-bakat yang terpendam menjadi suatu kekuatan untuk dirinya sendiri, sehingga akan tumbuh menjadi kemampuan yang bisa dimanfaatkan kelak dalam kehidupan nyata. At-Thalib sangat meyakini sekali bahwa setiap orang memiliki keunggulan (bisa tampak bisa juga tersembunyi) di bidangnya masing- masing, namun apakah keuanggulan (Hidden Ability) itu mampu digali atau tidak, akan sangat bergantung pada seluruh civitas academi terkait.
Dari semua metode itu tidak seluruhnya mesti dipergunakan, atau bisa saja berupa gabungan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan, sarana dan prasarananya. Karena suatu saat At-Thalib sendiri akan mendapatkan identitas yang pasti artinya metode mana yang bisa digunakan di At-Thalib.
Tambahan pelajaran ini sebagai antisipasi, karena tidak semua siswa akan meneruskan atau memiliki kemampuan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga siswa harus memiliki kemampuan yang bisa diandalkan di dunia nyata kelak, dimana lulusan At-Thalib diharapkan mampu mandiri.
Tambahan pelajaran ini disebut dengan ISMET+O yaitu Islam Seni Manajemen Teknologi plus Olahraga. Pelajaran ISMET adalah pelajaran prioritas utama dan O adalah pelajaran tambahan pendukung (prioritas yang bersifat situasional).
1. Islam adalah pendalaman secara lebih ter-orientasi atau terarah mengenai kemampuan siswa untuk membaca, menulis dan memahami Al-Qur’an dan Hadist (didalamnya tercakup pemahaman aqidah dan tauhid) menjadi prioritas. SMP At-Thalib sangat menyadari dengan berbagai peristiwa yang memprihatinkan sekala lokal ataupun nasional yang menyangkut sendi-sendi moral, agama dan etika. Terjadinya degradasi dan dekadensi moral, karena rendahnya pemahaman terhadap Qur’an dan Hadist.
Harapan:
Siswa diharapkan mampu memahami isi Al-Qur’an dan Hadist/Sunnah yang diaplikasikan dengan kegiatan etika dan moral dalam kehidupan sehari-hari.
2. Seni. Mencakup berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kesenian, terutama seni sunda karawitan yang mulai ditinggalkan kaum muda, seperti seni degung, kacapi suling, kawih pop sunda, jaipongan atau mungkin pewayangan. Seni musik pop Inonesia termasuk olah vokal, band dll. Seni vokal lagu-lagu barat sebagai pengenalan untuk medan latihan dan mempermudah pengajaran bahasa Inggris serta pengetahuan dunia luar mengenai kemajuan di bidang seni. Juga seni Tari Sunda, Jawa, Dangdut, dan import.
Harapan:
Siswa memiliki kemampuan dalam bidang seni
Siswa dapat menyalurkan dan mengembangkan bakat yang dimilikinya
Kemampuan suatu kelak dapat dijual
3. Manajemen. Apa dan bagaimana suatu pengeloaan seharusnya dilakukan.. Mencakup didalamnya dalam seni pengelolaan suatu aktivitas seperti perusahaan, lembaga pemerintah, lembaga swasta, kewiraswastaaan, home industri, rumah tangga dan kegiatan lainnya dimana siswa akan diperkenalkan dan diharapkan memahami teori dan sebagaian praktek-praktek Manajemen, Adminitrasi, akuntansi dan kewirausahaan. Hal ini dipandang sangat perlu karena akan menyangkut kualitas SDM dalam suatu kegiatan. Banyak perusahaan yang collaps karena SDM tidak mampu melakukan pengelolaan secara baik. Ternyata seni manajemen, administrasi adalah hal utama dalam sutu kegiatan yang berkesinambungan.
Harapan:
- Siswa mampu memahami dasar-dasar manajemen, administrsi dasar, akuntansi dasar, serta tambahan di bidang wirausaha
- Kelak siswa dapat dipekerjakan di perusahaan, instansi pemerintahan, swasta, ataupun wiraswasta tanpa harus belajar lagi dari NOL. Yang ternyata biaya pelatihan itu sangat mahal. Sehingga banyak perusahaan yang selalu mencari karyawan yang memiliki pengalaman sebelumnya.
4. Teknologi. Mencakup pengenalan bidang-bidang yang bersentuhan dengan teknologi, seperti teknologi komputer dan keterampilan (skill). Kemampuan mengoperasikan program komputer seperti microsoft windows, word, excel, dan sedikit grafik yang dapat diaplikasikan pada dunia kerja serta hubngannya dengan manajemen, administrasi dan akuntansi.
Pengenalan keterampilan dan pertanian seperti menjahit, kerajinan rumah tangga, kerajinan tangan, petukangan, bengkel, cara bertani, perikanan, peternakan, dll. Yang tentunya lebih bersifat praktek dari pada teorinya. Karena pengajarnya bukan dari lulusan pendidikan formal tetapi para praktisi atau otodidak yang telah terbiasa bergelut dengan bidang-bidang tersebut. Pendidikan formal bukan suatu keharusan di bidang-bidang ini, yang terpenting adalah kemapuan mentransfer pengetahuannya pada siswa. Tentunya, akan pula didatangkan para penyuluh dari instansi pemerintah atau LSM di bidang tersebut yang secara formal memiliki pendidikan cukup tinggi dan layak sebagai tenaga pengajar.
Harapan:
Harapan:
- Siswa dapat memahami bidang-bidang teknologi dan keterampilan. Idealnya 80%, minimalnya 30%
- Lulusan, suatu kelak dapat mandiri karena memiliki kemampuan ketrampilan untuk hidup tanpa bergantung pada orang lain. Lulusan akan ber-wirausaha tanpa harus mencari pekerjaan
- Mampu mengoperasikan komputer akan sangat berhubungan dengan kebutuhan di masa kini di setiap kegiatan apapun. Dan ini akan sangat bermanfaat dalam mempermudah pengadminitasian, pengeloaan keuangan, pengeloaan manajeman dll. Serta mengoptimalkan Hasil.
5. Olah Raga (OR). Bidang ini akan sangat situasional/kondisional. Artinya akan sangat berhubungan dengan potensi siswa, kesempatan waktu yang dimiliki siswa, jumlah siswa. Pemilihan secara selektif mengenai olah raga apa yang sesuai dan dapat menghasilkan secara maksimal. Karena penambahan jenis OR ini mempunyai tujuan, yaitu penaingkatan prestasi bukan sekedar pengembangan bakat. Mengingat bidang OR di Indonesia belum bisa dijadikan mata pencaharian yang layak, hanya pada tingkat-tingkat dan daerah tertentu saja. OR lebih cenderung hobby, alat rekreasi, sambilan bukan pekerjaan. Belum menjadi tujuan utama.
Harapan:
- Bagi At-Thalib sendiri OLAHRAGA hanya merupakan sarana promosi, studi banding, peningkatan prestasi, pembentukan image, mengisi kegiatan, persahabatan dengan sekolah lain.
- Siswa mengembangkan potensi yang kelak dapat bermanfaat di masyarakat
Metode yang disampaikan At-Thalib memang terlalu berat untuk siswa dari masyarakat pedesaan, tapi hal itu dilaksanakan karena atas pertimbangan:
- SMP At-Thalib metode yang masih jarang dipergunakan pada setingkat sekolah lanjutan
- At-Thalib sedang mencari identias diri SMP At-Thalib untuk mendapatkan metode yang terbaik. Tentunya untuk kepentingan masyarakat pendidikan di wilayah jangkauan SMP At-Thalib. Service Quality is priority with the low cost.
- Apa salahnya dengan mencoba hal yang seharusnya didapatkan oleh peserta didik. Hal ini demi menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat modern
- Pendidikan yang ada selama ini di wilayah kecamatan Panumbangan dan sekitarnya tidak memenuhi rasa haus dan lapar akan kualitas dan jaminan pendidikan
- Pendidikan yang ada sekarang ini, kebanyakan bersifat keberpihakan. Jika seorang siswa lemah dalam kemampuan di dalam kelas, secara otomatis ia akan terlantar dan terbelakang. Hukum rimba dan kapitalis masih berlaku, dimana yang pintar makin pintar dan yang bodoh makin terjepit, apalagi secara ekonomi tidak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga yang merasa bodoh di dalam kelas, maksimalnya hanya akan mendapatkan setifikat kelulusan tanpa nilai plus yang bisa diandalkan yang jauh lebih bermanfaat dalam kehidupan nyata.
- SMP At-Thalib berupaya melihat siswa sebagai manusia secara utuh. Dari berbagai sisi, dengan kelebihan dan kekurangannya. SMP At-Thalib berupaya menggali potensi-potensi terpendam (Hidden Capability), menumbuhkembangkan rasa optimis/percaya diri.
- SMP At-Thalib mencoba membuka budaya baru, yaitu membentuk budaya proaktif, budaya kratif, budaya juang. Dan mengembangkan budaya lama yang positif yaitu, budaya tepo seliro, tenggang rasa, Ing Ngarsa Sing Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut wuri Handayani. Juga berupaya menekankan pembentukan jiwa Islami yang menghindari diri dari “Hiri Dengki Jail Kaniyaya Riya Hasud Ujub Takabur”. Dalam praktek kehidupan
- Tentunya sistem yang diselenggarakan seperti ini akan memebutuhkan tenaga, biaya, waktu, pikiran, tekad, kejujuran, perjuangan, kebersamaan semua pihak, interaktif antara Guru, Yayasan, Lembaga, Orang Tua siswa, Siswa, pemerintah dan seluruh unsur terkait. Namun hal itu bisa terlaksana manakala hal tersebut diatas terpenuhi dan seluruh unsur memiliki rasa sosial, rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap kelangsungan pendidikan. Terutama kalau sudah berurusan dengan masalah finansial.
Harapan.
- 3 tahun adalah waktu lumayan cukup untuk mendidik dan membina peserta didik dan membawanya kearah yang lebih baik dan bisa dilihat hasinya pada dunia nyata.
- Lulusan dapat membawa berita dan nuansa baru tentang makna dan manfaat pendidikan kepada masyarakat umum yang kadung ter-fomeo-kan bahwa pendidikan hanyalah penghamburan biaya dengan minimal hasil.
- Sebodoh-bodoh orang (tidak idiot dan debil) diperkenalkan dengan sesuatu yang asing sekalipun jika terus berhadapan dalam kurun waktu cukup lama, bukan mustahil ia akan mampu menghadapinya. ALAH BISA KARENA BIASA. Karena kalau yang biasa-biasa saja dihadapinya, maka hanya yang biasa pula kemampuannya.
Apakah metode At-Thalib tersebut tidak menyalahi peraturan atau kurikulum yang sudah baku?
Ya dan Tidak.
Tidak, karena SMP At-Thalib memakai kurikulum yang telah baku.
Ya, karena banyak hal yang di sekolah lain tidak diajarkan, sedangkan di SMP At-Thalib menjadi penekanan prioritas. Serta ada beberapa pelajaran mulok yang dikurangi jam pelajarannya bahkan dihilangkan karena digantikan dengan pelajaran yang lain yang dianggap lebih sesuai dengan cultur dan kebutuhan siswa.
Apakah metode At-Thalib tersebut akan berhasil sesuai idealnya?
Ya tidak.
Keberhasilan metode yang dipakai di SMP At-Thalib akan sangat tergantung kepada tersedianya tenaga pengajar yang memadai kapabilitasnya, kesungguhan tenaga pengajar, serta budaya pendidikan yang terbentuk. Artinya, kalau budaya pendidikan tidak mendukung atau tidak kondusif akibat dari perilaku, kesungguhan, keseriusan serta kemampuan guru sedang-sedang saja, maka tidak ada jaminan program metode tersebut dapat tercapai dengan baik, apalagi sesuai dengan idealnya.
Apakah staf pengajar yang sudah bertahun-tahun mengajar dengan metode kurikulum baku mampu memberikan pengajaran sesuai yang diharapkan seperti keinginan metode At-Thalib?
Ya tidak.
Akan sangat tergantung pada individu guru tersebut. Apakah memiliki awareness untuk mengajar dan memeberikan pencerahan kepada siswa. Apakah memiliki rasa sosial, sense of belonging, sense of resposibility, fight dan faith. Karena bagi guru seharusnya masalah honorarium financial bukanlah hal yang utama, karena secara logis saja tidaklah memungkinkan di negeri tercinta ini. Kecuali di negeri orang, seperti di Malaysia ada seorang guru SD gaji mengajarnya lebih besar dari pada seorang Perdana Menteri, demikian juga di negeri paman Sam, British dan eropa lainnya kesejahteraan guru jauh lebih baik dari ada pegawai pemerintahan lain, karena dianggap guru adalah cikal bakal bagi maju mundurnya sustu generasi. Sehingga tingkat kesadaran men-transfer Ilmu Pengetahuan dan sosial yang tinggi. Dan itu merupkan konsekuensi dan konsistensi guru.
DINMI atau Yayasan Dinamika Masyarakat Indonesia
- Donasi
- Usaha-Usaha lain yang diselenggarakan sekolah
- Subsidi silang dengan Radio Athala
- Subsidi Pemerintah
- Siswa
Penulis
Emma Handoko
Emma Handoko
Ditulis tidak berdasarkan referensi. Lebih berdasarkan wawasan yang ada sehingga perlu direvisi kembali melalui urun rembug seluruh civitas akadimika. Adapun tujuan penulisan ini, sebagai bahan untuk pembuatan pedoman baku dan orientasi lembaga pendidikan At-Thalib.
1 comment:
terima kasih artikelnya. sangat menginspirasi
Post a Comment